UPDATE BRIN: Masih Antara Powerhouse atau Clearing House
Dengan telah diterbitkannya Perpres Nomor 33 Tahun 2021 tentang Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN, semakin jelas bahwa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) akan mendapat amanah strategis dalam ranah inovasi Indonesia, yang "benang merah"nya telah nampak dalam arahan Presiden:"Strategi Pengembangan Riset & Inovasi serta Penataan BRIN" dua tahun yang lalu. (video : https://www.youtube.com/watch?v=cfCpYqeWlwo). Lebih lanjut Presiden Jokowi telah melantik Kepala LIPI Dr. Laksana Tri Handoko sebagai Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, BRIN, pada Rabu 28/4/2021. Penetapan Handoko sebagai Kepala BRIN menyusul ditetapkannya BRIN sebagai badan otonom pusat integrasi riset dan inovasi di Indonesia yang akan bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Berdasarkan Perpres di atas, Handoko mengkonfirmasikan bahwa lembaga-lembaga penelitian di Indonesia, dan berbagai fungsi LitBang yang ada di berbagai Kementerian, akan diintegrasikan ke BRIN. (simak beritanya di: https://www.youtube.com/watch?v=VK4bEiKvafI )
Presiden Jokowi dalam berbagai kesempatan menekankan pentingnya peran riset dan inovasi bagi kemajuan Indonesia, dan membantu Indonesia lolos dari jebakan "middle income trap"; di tengah perubahan dunia yang sangat cepat dan terus menerus mendisrupsi seluruh bidang kehidupan. Untuk itu dikatakan, ke depan Indonesia memerlukan desain dan strategi besar dalam riset dan inovasi, yang mampu memilih dan menyepakati agenda riset yang paling strategis dan diprioritaskan, untuk didukung negara dengan program terpadu/ terkonsolidasi secara besar-besaran dan konsisten, sehingga akhirnya menghasilkan dampak dan manfaat nyata bagi kemajuan bangsa. Presiden juga menekankan bahwa fokusnya bukanlah hanya soal memperbesar anggaran riset dan inovasi; tetapi bagaimana agar anggaran tersebut menjadi efektif, memberikan hasil dan manfaat yang nyata, dengan menghindari kegiatan riset dan inovasi yang saat ini dikatakannya sebagai tersebar, tumpang tindih, dan boros. Untuk itu perlu dibangun suatu ekosistem riset dan inovasi, termasuk penataan ulang regulasi, pembangunan sumber daya manusia riset dan inovasi, penataan kelembagaan, serta pengembangan "insentif" untuk mendorong sinergi/ kerjasama di antara lembaga litbang, dan dengan dunia usaha, yang selaras dengan program dan kebijakan pemerintah.
Kita akan segera melihat bagaimana kiprah BRIN dengan nakhoda Dr. Laksana Tri Handoko. Ini akan menjadi proses transformasi dan perjalanan yang “mendebarkan” dalam pengelolaan riset dan inovasi di Indonesia di masa mendatang. Akankah BRIN menjadi Innovation Powerhouse dengan strategi buldoser yang push-oriented demi kecepatan perubahan, atau akan cukup telaten dan cukup nekad melakukan “tek-tok-tek-tok” kolaboratif dengan bunga-rampai intelektual multi-disiplin, sekaligus dengan pelaku dunia usaha dan birokrasi politik kita sebagai pull-oriented Innovation Clearing House? Dengan mandat BRIN yang demikian besar di satu sisi, dan di sisi lain realita kinerja inovasi Indonesia yang tertinggal jauh dari negara-negara tetangga; ini akan menjadi pilihan jalan yang jelas tidak mudah namun juga akan sangat menentukan masa depan inovasi kita. It's a real tipping point untuk Inovasi Indonesia .....
Oleh karena itu, menarik untuk menyimak kisi-kisi tentang kira-kira bagaimanakah visi dan gaya kepemimpinan Kepala BRIN yang baru ini, saat beliau diwawancarai dalam forum diskusi online Ikatan Alumni Program Habibie (IABIE) tahun lalu, di link berikut: https://youtu.be/1ZrwQHukqxs .
Salam inovasi !
(ks080521)